KBRN, Takengon: Pj. Bupati Aceh Tengah T. Mirzuan melakukan kunjungan ke daerah konflik gajah dan manusia di desa Bergang dan Karang Ampar, kecamatan Ketol, Aceh Tengah. Dalam kunjungan itu, Pj. Bupati bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh, Anggota DPR Aceh serta pemerintah daerah di tingkat kabupaten dan CRU sebagai mitra kerja.
Tim CRU DAS Peusangan yang diwakili oleh Perwakilan CRU Fitria, menyampaikan penyebab konflik manusia dengan gajah semakin sering terjadi, karena habitat gajah menyempit akibat menyusutnya kawasan hutan. Menurut Fifit sapaan akrabnya, sejauh ini pihaknya sudah mengajak masyarakat untuk tidak lagi menanam tumbuhan yang disukai gajah, terutama di lokasi rawan konflik, paling sering adalah gajah masuk kebun atau makan tanaman pertanian masyarakat.
Solusi sementara yang dilakukan di Kawasan Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah dan beberapa daerah lain di Aceh, adalah dengan membangun power fencing atau pagar listrik berdaya listrik rendah dan pembangunan parit (barrier).Dengan begitu, gajah tidak bisa masuk ke pemukiman atau perkebunan penduduk, ini dilakukan untuk memotong pergerakan kelompok gajah menuju pemukiman, sehingga tetap berada di habitatnya.
Pembangunan barrier pagar listrik di Kecamatan Ketol bertujuan untuk menutup akses gajah masuk ke area budidaya masyarakat di daerah Berawang Tumpun Kampung Bergang, Berawang Tampu Karang Ampar dan Ruk juga di Kampung Karang Ampar Kecamatan Ketol, Terang Tim Perwakilan CRU Fitria.
Sumber: https://rri.co.id/daerah/151775/perwakilan-cru-aceh-sebut-habitat-gajah-menyempit?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General+Campaign#.Y9vQnkV_5kI.whatsapp